KERINCI, LINTASPENA.COM – Terkait dengan dugaan penolakan terhadap peliputan, acara Wisuda Sarjana Program Studi Ilmu Administrasi Negara di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Nusantara Sakti (STIA-NUSA) Sungai Penuh secara tak sengaja telah menyebabkan perasaan terluka awak Media.
Dengan adanya kejadian ini tujuh gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di dia kabupaten/kota di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh menyatakan ketegangan.
LSM yang akan berorasi antara antara lain LSM Brajo Sakti, LSM Fakta, LSM Topeksi, LSM LAKI, LSM Petisi Sakti, LSM Anti Korupsi, dan LSM Pedas .
Pada Kamis, 19 Desember 2024, pukul 15.00 WIB, mereka telah mengirimkan Surat Pengaduan (SPA) kepada Polres Kerinci.
Sebagai bentuk respons, mereka merencanakan aksi demonstrasi dalam waktu dekat, dengan tujuan untuk mendatangi Kejaksaan Negeri Sungai Penuh.
Hal ini di katakan Lansung oleh Ketua LSM Brajo Sakti Hapis kepada Media ini.
“Dalam demonstrasi ini, Kami akan mempertanyakan dugaan sikap oknum dosen STIA-NUSA yang menghalangi tugas jurnalistik, serta dugaan adanya penyelewengan anggaran Program Indonesia Pintar (PIP) untuk tahun anggaran 2023-2024 di STIA-NUSA.” Tandasnya
“Selain itu, Kami juga akan mendesak pemanggilan oknum yang mengaku sebagai tim kuasa hukum STIA-NUSA.” ujarnya
Beberapa ketua LSM yang terlibat dalam aksi tersebut saat di koonfirmasi dan membenarkan, bahwa mereka berencana melakukan demonstrasi besar-besaran dan menuntut berbagai hal.
Mereka pun memperlihatkan pernyataan sikap terkait tuntutan yang akan disuarakan dalam aksi tersebut, dan mereka siap melaporkan kasus ini ke pihak yang berwenang.
1.Adapun empat poin utama yang akan mereka pertanyakan dalam demo nanti, antara lain:
2. Pemanggilan oknum yang terlibat sebagai tim kuasa hukum STIA-NUSA.
2. Dugaan penyelewengan anggaran Program Indonesia Pintar (PIP).
4. Permintaan pembatalan pemberhentian Ketua Definitif dan pengangkatan Plt Ketua STA-NUSA.
Keprihatinan terhadap kepemimpinan Plt Ketua STA-NUSA, yang dianggap alergi terhadap keberadaan aktivis dan jurnalis,
Selain itu, mereka juga mengencam akan meminta permintaan maaf secara terbuka melalui media sosial dari pihak STIA-NUSA terkait tindakan oknum dosen yang menolak keberadaan wartawan Media Online Liputan Kerinci Sungai Penuh, yang mereka tolak.
Dengan demikian, aksi ini menggambarkan ketegangan antara pihak-pihak terkait, dan menunjukkan dorongan untuk mempertahankan kebebasan pers. (Tim)