PEKANBARU, LINTASPENA.COM – Sungguh terasa ada yang beda pemandangan di sekitar RM.Pondok Patin HM. Yunus Jalan Kaharudin Nasution Selasa (8/3/22), tampak Paduka Duli Yang Mulya H.M Yunus Abdulah Rahman Syah Al Haz DiRaja Air Tiris Melayu Kampar tersenyum sumringah menyambut kedatangan para tamu yang ingin bersilaturahmi dengan Baginda sore itu.


Beruntungnya PW MOI Pekanbaru merupakan tamu pertama yang dapat hadir bertatap muka dan melakukan anjangsana dengan Paduka Duli Yang Mulya H.M Yunus Abdulah Rahman Syah Al Haz DiRaja Air Tiris Melayu Kampar yang didampingi oleh Datuk Panglimo Kerajaan.


Perbincangan santai ini membahas tentang awal kisah dari mulai raja diusulkan untuk mendampuk kursi Kerajaan hingga akhirnya Baginda bersedia untuk dinobatkan sebagai Raja di tanah kelahirannya.


Tentu hal ini bukan hal yang mudah untuk dicapai butuh pemikiran yang panjang tidak serta merta Baginda langsung bersedia untuk dinobatkan begitu saja.


Berita telah berdirinya Kerajaan Melayu Air Tiris Kampar ini sontak membuat gelombang kegembiraan di tanah Melayu Riau ini tak tertahankan, dibuktikan dengan kunjungan Datuk-Datuk dari sembilan suku Sakai.

Kedatangan kelompok masyarakat Sakai Bonai Melayu Rokan sembilan suku. Rombongan para Datuk-Datuk tampak Safarudin Safe yang menjadi kepala rombongan. Kehadiran para Datuk-Datuk ini dalam rangka mendukung Raja Melayu Air Tiris Kampar setelah dinobatkan baru-baru ini.

Usai pertemuan resmi antar Paduka Duli Yang Mulya H.M Yunus Abdulah Rahman Syah Al Haz DiRaja Air Tiris Melayu Kampar dengan Datuk-Datuk Suku Sakai Bonai sembilan suku awak media berhasil meminta keterangan dari Syarifudin Safe.

“Kami jauh-jauh datang dari Pinggir-Duri bersama rombongan dari Suku Sakai Bonai wakil dari sembilan suku ingin menyampaikan dukungan kepada Baginda Raja HM Yunus atas penobatan Baginda sebagai Raja Melayu Air Tiris Kampar Riau, ucap Syafarudin Safe.

Saat ditanya hal ihwal latar belakang tujuan kehadiran rombongan ini dijelaskan oleh Syafrudin Safe bahwa dengan berpantun.


“Maupun duri dan pasir pengaraian sana ke tuku batang ketukar ketiga batang sekalipun yang sesuku kita seasal nenek kita semoyang jadi dengan adanya wadah yang dilakukan oleh Datuk Baginda di sini kami merasa terpanggil untuk bersama, hal ini layak untuk didukung, “ ungkapnya panjang lebar.


Ditambahkan Syafrudin Safe bahwa “Kami minta bantuan kepada Datuk paduka kami minta arahan di bidang pendidikan pendidikan itu baik formal maupun nonformal saat ini anak laki-laki dengan anak perempuan itu tanggung jawab orang tua kalau yang laki-laki di ajar oleh bapaknya yang perempuan di ajar oleh ibunya kan ada aatura-aturan dan hukum di dalam pernikahan itu yang patut di lakukan mandi suci dan lain sebagainya itu dia yang selama ini itu sudah terlupakan terabaikan mudah-mudahan Baginda dapat memberi kami dorongan dukungan untuk memperdalam tentang adat dan budaya,


Ketika disinggung terkait keterasingan Syafrudin Safe semangat menyampaikan bahwa “Sebenarnya kalau kita tidak mau disebut dengan terasing kita yang akan mengubah hidup kita dengan bergabung ke Kerajaan Baginda Melayu Air Tiris Kampar sehingga keterasingan itu hilang dengan sendirinya, “ ucapnya panjang lebar.


Sebagai Koordinator 21 suku Syafrudin Safe juga memperkenalkan satu persatu rombongan yang dibawanya kepada Paduka Duli Yang Mulya H.M Yunus Abdulah Rahman Syah Al Haz DiRaja Air Tiris Melayu Kampar diantaranya Datuk Suardi, Datuk Kharisman, Datuk Sehat, Datuk Nahar, Datuk Aldi, Datuk Amat, Datuk Franki suku Dayak Dibawah LAMR.


Didalam acara juga sempat memberikan sambutan salah seorang Putra Kampar Drs. Suarman yang sengaja hadir menghadap Paduka Baginda agar bisa memberikan masukan terkait pelestarian kebudayaan Indonesia khususnya Melayu.

“Saya apresiasi datuk-datuk batin Salopan serta media yang hadir disini. Kelemahan pembangunan saat ini tampak dari kemunduran kebudayaan selama ini yang cenderung menurun dari berbagai aspek budaya adat seperti pakaian, ritual, makanan dan alur sejarah, “ kata pria yang meninggalkan kampung halamannya Kampar pada tahun 1984 merantau ke Tanjung pinang dan bertugas di Balai Pelestarian Budaya.

“Penobatan Paduka Duli Yang Mulya H.M Yunus Abdulah Rahman Syah Al Haz DiRaja Air Tiris Melayu Kampar Saya rasa selaras dengan Indonesia adalah negara adi budaya dunia aset terbesar Indonesia adalah kebudayaan. Kabar gembiranya hal ini telah diatur dalam UU No 5 tahun 2017 tentang kemajuan kebudayaan dimasa Presiden Jokowi, “ terang Suarman.

Lebih lanjut dijelaskanya bahwa “Penggalian kebudayaan nantinya akan berimbas pada roda perekonomian masyarakat tentu bisa menggerakkan seperti obat-obatan tradisional, makanan-makanan tradisional, kebudayaan adalah tradisi lisan seperti cerita dari tanah kita atau cerita rakyat dan pantun-pantun, “ jelasnya.

“Tak ketinggalan pengumpulan manuskrip-manuskrip naskah kuno harus diselamatkan itu kekuatan kita untuk meningkatkan pengetahuan kebudayaan, adat-istiadat sebaiknya sudah didudukan meliputi mulia dari kita dalam rahim sampai kita menjalani kehidupan. Seperti adat-istiadat perkawinan, tanah ulayat, ritus upacara-upacara diangkat kembali. Seperti ratib saman di Kampar atau diLingga untuk buang bala, “ ungkapnya panjang lebar.

“Terakhir diharapkan agar Pencatatan, dokumentasi, video, rekaman dibuat agar nanti menjadi literasi untuk mempelajari kekayaan kebudayaan tempatan, “ Pungkas Suarman.

Datuk Panglimo Azmi sebagai pendamping Paduka Duli Yang Mulya H.M Yunus Abdulah Rahman Syah Al Haz DiRaja Air Tiris Melayu Kampar yang juga Ketua Yayasan Kerajaan Melayu Air Tiris Kampar turut menyampaikan komentarnya.


“Tentu saja kami sebagai Datuk Panglimo Diraja Kerajaan dan sekaligus Ketua Yayasan Kerajaan Melayu Air Tiris berharap kedepan apa yang kita telah bicarakan tadi kata sepakat untuk sama-sama maju untuk sebuah pelestarian nilai-nilai adat dan budaya menjaga nilai-nilai adat dan nilai-nilai budaya yang ada di lingkungan kita selama ini tentunya ini mesti kita sama-sama dukung dan sama-sama kita dayung untuk sama-sama kita bisa maju ke depannya dan kita berharap dengan kebersamaan ini takkan Melayu hilang dibumi, “ kata Datuk Panglimo.

“Suatu kabar gembira sebenarnya yang telah dilakukan apalagi yang tercantum dalam undang-undang nomor 5 tahun 2017 yaitu bahwa kita diberikan kesempatan untuk melestarikan nilai-nilai adat budaya bahkan mungkin kesenian serta mungkin olahraga-olahraga tradisional serta permainan-permainan tradisional bahkan mungkin hanya kebiasaan-kebiasaan di tengah masyarakat yang tidak bertentangan dengan agama secara ritual, “ tutup Datuk Panglimo. (Rey)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *