BENGKALIS, Lintaspena.com– Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bengkalis kembali menunjukkan komitmennya dalam membekali warga binaan dengan keterampilan yang bermanfaat.
Pada Rabu, 22 Oktober 2025, Lapas Bengkalis resmi membuka pelatihan budidaya ayam petelur sebagai bagian dari program ketahanan pangan.
Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIA Bengkalis, Priyo Tri Laksono, menyampaikan antusiasmenya terhadap kegiatan ini. Ia menekankan pentingnya sinergi antara Lapas dengan pemerintah daerah, khususnya Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan Kabupaten Bengkalis, agar program pembinaan berjalan optimal.
“Tentunya peran serta dari pemerintah, terutama pemerintah daerah, sangat penting. Kami dari Lapas Kelas IIA Bengkalis tidak akan bisa bekerja sendiri,” terangnya.
Kalapas Priyo mengatakan, dengan adanya sinergi ini, diharapkan warga binaan yang juga merupakan warga Bengkalis bisa memiliki keterampilan, sehingga ketika mereka nanti bebas bisa dijadikan bekal untuk hidupnya.
Pelatihan yang berlangsung selama kurang lebih lima hari ini akan mengajarkan warga binaan berbagai aspek, mulai dari pembuatan kandang, perawatan, hingga proses panen.
Priyo berpesan kepada para peserta agar mengikuti kegiatan ini dengan baik dan penuh kedisiplinan, meski waktunya singkat namun ilmu yang didapat harus maksimal.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program pembinaan kemandirian yang telah berjalan sebelumnya, seperti pembuatan roti dan tenun, di bawah binaan Kepala Seksi Kegiatan Kerja (Kasi Giatja) Lapas Kelas IIA Bengkalis David Susilo.
Pelatihan peternakan ayam petelur dipilih karena dinilai mudah, murah, dan ramah lingkungan.
Turut hadir dalam pembukaan pelatihan ini Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Holtikultura, dan Peternakan Kabupaten Bengkalis, Suhairi. Pengawasan Mutu Hasil Pertanian Kabupaten Bengkalis, Rahmat Ramadhan serta Penyuluh Pertanian Kabupaten Bengkalis Nuriza zulfia.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Holtikultura, dan Peternakan Kabupaten Bengkalis, Suhairi bahkan menawarkan bantuan, baik fisik maupun pembinaan, jika Lapas membutuhkan.
“Untuk ayam petelur, sebenarnya kita tidak perlu banyak-banyak dulu. Kami berharap dengan 10 atau 20 ekor saja, kita bisa memulai. Kalau 10 ekor bisa 7 butir telur per hari. Kebutuhan protein hewani terpenuhi,” jelas Suhairi.
Ia juga menekankan bahwa peternakan ayam petelur skala kecil sangat mungkin dilakukan di lahan yang tidak terlalu luas, seperti halaman yang dimiliki Lapas Bengkalis. Hal ini dapat menjadi motivasi bagi warga binaan untuk meningkatkan ekonomi mereka.
Setelah acara pembukaan, Kalapas Priyo Tri Laksono didampingi David Susilo dan dinas terkait meninjau langsung lokasi peternakan ayam yang sudah dimiliki Lapas. Langkah ini menunjukkan keseriusan Lapas Bengkalis dalam mendukung program ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas pembinaan kemandirian bagi warganya. (As)